Laman

Jumat, 29 Oktober 2010

Tulisan Tangan dan Kepribadian

TULISAN adalah wakil dari otak manusia. Makanya hanya dengan menganalisis tulisan atau coretan tangan, ahli graphologi bisa membongkar dan membaca cara berpikir seseorang, termasuk mengetahui emosi, bakat, dan ketakutannya. Besarnya manfaat graphologi, membuat ilmu ini mulai berkembang termasuk di Jakarta.

"Di negara-negara maju, graphologi sudah diakui dan dimanfaatkan secara luas untuk membantu pihak kepolosian untuk membongkar kasus-kasus kejahatan, seperti, pembunuhan dan penipuan." ujar Sapta Dwikardana, Ph.D. MA. CBA, CH. CMHA dalam sebuah workshop di Jakarta, belum lama ini.

Sapta Dwikardana, dosen psikologi Universitas Padjajaran. Bandung, sudah sering dimintai pihak kepolisian untuk membantu menyelesaikan masalah kejahatan. Sapta dikenal pula sebagai tokoh yang banyak mencetak ahli graphologi di Indonesia. Di samping itu, Jasanya banyak dimanfaatkan para orang tua untuk membantu mereka mengetahui bakat yang dimiliki anak-anaknya dan mengatasi kesulitan orang tua dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya.

"Graphologi merupakan suatu analisis pendukung yang sangat berharga karena dapat diaplikasikan untuk keperluan rekrutmen karyawan, pembentukan Um kerja, penilaian risiko, konseling, analisa bakat, resolusi konflik hingga diagnosa awal kesehatan." ujar Sapta.

Dalam Pameran Franchise Expo di Taman Krida Budaya Malang, Jawa Timur pada 29-31 Oktober 2010, terdapat salah satu peserta stan pameran yang membuka Certified Graphologist Workshop yang akan disenggarakan di kota Surabaya. Awalnya saya penasaran ketika melewati stan pameran ini, ini franchise apa ? kok gak ada contoh produknya! Gelitik dalam hati saya. Setelah dipersilahkan oleh salah satu penjaga stan tersebut, baru tahu bahwa stan tersebut bukanlah franchise tetapi sebuah lembaga dibawah Bapak Sapta Dwikardana yang bernama Zoom In yang bergerak dalam bidang graphologis. Untuk mengobati rasa penasaran ini saya mencoba untuk dianalisa tulisan tangan saya oleh Ibu Deborah Dewi SiP, CHA. Saya lantas disodori secarik kertas untuk menuliskan apa saja di atas kertas kosong tersebut. Setelah beberapa saat saya selesai menulis, Mulailah Bu Dewi menganalisa tulisan tangan saya. Alhasil, Dari tulisan tersebut saya memiliki kepribadian; Saya ini dikatakan bahwa orang yang selalu berpikir menggunakan logika dalam melakukan pekerjaan, dalam mentukan keputusan diperlukan data-data yang akurat dan menimbang keutungan dan kerugiannya. Menurut saya ada benarnya dan cocok, ini merupakan sisi positif dari diri saya. Kemudian saya orangnya terburu-buru, jadi dalam melakukan pekerjaan seakan-akan seperti dikejar-kejar waktu sehingga tanpa terasa waktu telah sore dan mendekati jam pulang. Padahal gak ada yang ngejar-ngejar tutur Bu Dewi. Saya rasa ini merupkan sisi negatifnya, sehingga perlu diperbaiki dengan intropeksi diri. Menjadi seorang graphologis bisa dipelajari oleh semua orang, dari tingkat pendidikan apapun. Dalam workshop tersebut dikatakan dalam dua (2) hari kita sudah bisa menganalisa tulisan tangan, tentu saja disertai dengan latihan, ibarat pedang diasah tiap hari akan tajam, begitu pula mempelajari suatu ilmu. Luar biasa hasilnya!

Anna Koren adalah seorang graphologist dari Israel yang berjasa memperkenalkan Ilmu tersebut. Atau disebut Illness in handwriting. Anne Koren melakukan penelitian setelah perang Yom Klppur pada tahun 1973. Dalam penelitian itu, Anna . berhasil menemukan tanda-tanda yang sangat jelas dari tulisan para tentara yang terluka dalam perang tersebut. Anna membandingkan tulisan tangan dari tentara-tentara tersebut, yakni, sebelum mereka terluka pada saat mereka terluka dan setelah mereka sembuh dari luka. Ataupun sakit akibat dart perang itu.

"Pada saat seseorang dalam keadaan sakit-meskipun sakit ringan seperti flu- akan terjadi malfunctioning dalam kerja

syaraf dan otot di dalam tubuh. Hal itu akan berdampak pada hasil tulisan tangan seseorang. Dengan memperhatikan secara jeli, seorang graphologist akan mampu mengetahui tanda tersebut. ujar Sapta.

Dikatakan, tanda-tanda yang dilihat graphologist untuk mendeteksi penyakit melalui tulisan tangan, meliputi, getaran. Jarak, titik di tengah garis, garis yang terputus, tekanan tulisan yang melemah atau bertambah keras di daerah tertentu dalam tulisan dan tulisan yang terputus-putus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kota Tahu © 2008 using D'Bluez Theme Designed by Ipiet Based on FREEmium theme